Aku bersyukur jika sampai saat ini,
aku masih bisa tetap setia mendoakan seseorang yang aku suka semenjak putus
dari mantan yang tidak kucintai. Mungkin beberapa pandangan orang, aku akan
dinilai cewek yang mudah suka dengan lawan jenis. Dari sini, aku mulai
mengintropeksi diriku lewat beberapa pandangan orang lain seperti itu. Memang
benar, tingkat emosiku masih labil. Aku masih suka main sana main sini, aku
mudah suka dengan lawan jenis. Tetapi sekarang aku bukan anak SMA lagi yang
mudah gonta-ganti pasangan ketika ada yang mulai menyukaiku. Walaupun terkadang
tingkahku masih seperti anak kecil, tapi aku mau membuktikan bahwa aku tidak
yang seburuk orang lain nilai.
Orang yang kusukai, pernah mengatakan
kalau aku “buaya” dan “cewek ga bener”. Aku yang mendengar dari mulutnya
langsung, sempat sakit di telinga mendapati kata-kata tersebut. Aku menyadari
mengapa dia sampai mengatakan kepadaku seperti itu. Lewat dari sini, aku
belajar bagaimana setia terhadap apa yang kupergumulkan saat ini meski banyak tantangan
yang harus kulalui.
Orang yang kusukai tidak suka kalo
dibohongi.
Ketika dia bertanya “kamu suka sama
aku?”
Jawaban yang keluar dari mulutku adalah
“iya...”
Aku tak peduli jika ia tidak menaruh
perasaan kepadaku. Setidaknya ia tahu kalo aku menyukainya. Memang dia adalah
tipe cowok yang cuek akan cinta. Apalagi dia mengatakan untuk menyuruhku
mendoakannya dan seperti memberiku harapan.
Semenjak dia mengetahui kalo aku menaruh
rasa dengannya, aku dan dia semakin dekat walaupun dia belum merespon perasaanku.
Okelah kalo dia masih belum bisa merespon, aku paham karena dia tidak mudah
untuk jatuh cinta. Dia menganggapku seperti adiknya, dan aku menganggapnya
seperti kakakku.
Memasuki Natal dan Tahun Baru 2014, orang
yang kusukai mengatakan jika dia pernah menyimpan rasa dengan teman satu
pelayanannya. Namun orang yang disukainya, mengatakan “tidak” walaupun dulunya
pernah didoakan. Ketika aku bertanya “siapa orang itu” dia tidak mau mengatakan
karena aku juga mengenalnya. Aku penasaran dengan orang tersebut. Namun aku
yakin, suatu saat nanti pasti tahu siapa orang itu.
Setiap orang yang bertanya kepadaku, aku
juga menutupi kalo aku sedang menyukai ‘K’ (inisial orang yang kusukai).
Apalagi aku juga berbohong dengan kakak KTBku. Lama-lama aku mulai berani
jujur. Itupun baru dengan kakak KTBku saja.
Liburan Natal dan Tahun Baru akupun
pulang ke kampung halamanku walaupun hanya ± 2,5 minggu. Setidaknya bisa kumpul
dengan keluarga dan teman-teman yang ada di kampung halaman. Saat di kampung
halamanku, aku sempat bertemu dengan mantanku. Aku tahu, mantanku sudah
mempunyai pacar. Aku dan mantanku masih berkomunikasi dengan baik, sehingga
waktu liburanku terkadang masih sempat keluar bareng walaupun itu tidak setiap
hari. Aku tahu ini salah. Kemudian selesai liburan, aku dan mantanku
memutuskanku untuk last contact. Karena aku tidak ingin mantanku melukai
cewenya dan sebaliknya.
Januari tiba. Aku bergegas kembali ke
Salatiga dimana aku melanjutkan studiku di UKSW. Saat aku bertemu dengan ‘K’,
aku tak sengaja membuka sms yang ada di HP ‘K’. Awalnya aku hanya iseng membuka
sms-sms, namun satu sms membuatku mengetahui siapa orang yang pernah disukai
oleh ‘K’. Akhirnya aku tahu, ternyata orang yang selama ini kuduga ternyata
benar. Sekarang ‘K’ tidak bisa menutupinya dariku lagi.
Mendapati jika ‘K’ sepertinya masih
menyimpan rasa terhadap temannya, aku sempat mempunyai pikiran untuk berhenti
mendoakannya.
“Tuhan...aku rasa...aku mulai ragu
akan cinta ini. Ternyata orang yang kusuka, sepertinya tidak menaruh rasa terhadapku.
Mungkin dia lebih cocok dengan teman sepelayanannya. Bagiku, aku bukanlah yang
ia inginkan. Apa dia ingin mempermainkan perasaanku? Apa harus sampai di sini
saja pergumulanku?”
Itulah yang menjadi keluh kesahku
mendapati hal itu. Tetapi rasa hati, tak ingin berhenti mendoakannya. Walaupun
sempat ragu dan tidak yakin, aku terlebih dahulu membawanya kepada Tuhan yang
sanggup mengobati rasa sakitku ini.
Cinta butuh waktu dan perjuangan....
Yaaaa...aku tetap berjuang untuk
cinta ini. Aku tak mempedulikan sikap ‘K’ jika masih biasa-biasa saja.
Kulakukan semua ini dengan tulus hati. Ketika aku lelah, aku masih mau
memperhatikannya walaupun dia tidak mengerti bagaimana rasa lelah melandaku.
Terkadang, dia jarang memujiku dan lebih sering mengejekku. Itu tidak menjadi
masalah bagiku. Aku menghadapinya dengan senyuman tulus. Aku juga tahu, dia
dalam disiplin rohani masih sering jatuh dan dia juga tidak pandai dalam
bermain musik. Namun, aku tidak memandang dari segi tersebut, sebisa mungkin
aku bisa menyemangatinya untuk bangkit dari kejatuhannya. Yang pasti aku mau
sungguh-sungguh mempergumulkan dia walaupun itu berat dan tak mudah.
Aku mulai senang, ketika 14 Feb ‘K’
mengatakan jika ia mulai merasa nyaman dan senang ketika dia berada di dekatku.
Ini masih tahap awal. Setidaknya ada perubahan perlahan. ‘K’ mulai
memperhatikanku, tetapi belum bisa mempergumulkanku di saat ini. Karena dia
masih belum percaya denganku. Kemudian ia memintaku untuk membuatnya percaya
dan yakin lewat aku mau belajar jujur dan tidak memberi harapan kepada lawan
jenis yang baru atau sudah lama kukenal. Di sini, aku sangat mensyukuri ketika
‘K’ ada perubahan untuk mulai memperhatikanku meski masih belum begitu berani
ia tunjukkan.
Namun seiring berjalannya waktu,
ketika aku sudah mulai jujur dengannya dia masih menganggapku jika aku
membohonginya. Aku bersabar dan tidak mau membela diriku benar. Memang cowok itu
egois dan ingin menang sendiri, namun aku masih mau sabar dan berusaha tidak
emosi. Karena tingkat emosi cowok akan menurun, ketika seorang cewek bisa
meluluhkan hatinya. Sesakit apapun perasaanku, aku tidak akan menyerah, aku
tidak akan membalasnya. Yang aku lakukan hanya mencintainya dengan tulus
walaupun ia tidak mengerti akan perasaanku yang terluka.
Well...berawal dari situ, aku dan
‘K’ mencoba menyelesaikan masalah dengan baik-baik. Sebisa mungkin mau terbuka
dan saling intropeksi diri.
Semakin hari, aku semakin belajar
bergantung kepada Allah lewat beberapa sate dan doa. Aku mempercayai bahwa
Allah telah menyiapkan seseorang yang tepat pada waktunya. Aku akan tetap setia
menunggu jawaban dari Allah meskipun itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
Biarpun banyak dari temanku takut jika aku di-phpin, aku tak menghiraukan
kata-kata mereka. Selagi hati diuji untuk tetap setia, apa salahnya jika kita
semakin bergantung pada Allah sebagai sumber cinta pertama kita.
Maretpun tiba. Saat selesai ber-KTB,
aku mendapat teguran dari kakak KTB-ku kalau aku tidak boleh sering main berdua
dengan ‘K’, apalagi kakak KTB-ku melihat aku dan ‘K’ seperti TTM. Kuakui aku
salah, aku lebih sering menggunakan perasaan ketika bersama dengan ‘K’.
Selang beberapa hari, aku mencoba
berbicara dengan ‘K’ mengenai status hubungan kami. Bukan maksudku memaksa
untuk segera jadian, tetapi aku ingin ‘K’ memahami sejauh mana kami dekat. ‘K’
mengatakan bahwa dia belum bisa berpacaran untuk saat ini dan dia belum begitu
mempergumulkanku karena dia masih teringat dengan masa lalunya. Aku memahami
perasaan ‘K’, aku juga tidak ingin terlalu cepat untuk segera jadian dengan
‘K’. Dan targetku untuk mempergumulkan ‘K’ sampai akhir Mei.
Kali ini aku memang benar-benar diuji
kembali kesetiaanku. Dulu jika aku menyukai seseorang ketika orang tersebut
tidak menaruh rasa, akupun langsung pergi mencari yang lain. Namun sekarang
dengan adanya saat teduh dan mendoakannya terlebih dahulu, semuanya tidak
mudah. Iman kita harus benar-benar sabar dan kuat dalam memenangkan sebuah
pergumulan. Ingat, jika kita membawanya ke dalam tangan Tuhan semua itu akan
terasa indah pada waktunya.
Seiring berjalannya waktu, aku sangat
mengharapkan ‘K’ mau terbuka dengan teman-teman yang lain, khususnya kakak
KTB-nya kalau dia sedang denganku. Tapi apa daya, sampai memasuki bulan April
‘K’ belum mau terbuka dengan teman-temannya. Bagaimanapun, seorang cewek ingin
dihargai dan diperhatikan ketika dia sedang dekat dengan orang yang disukainya.
“Sebenarnya aku pengen nunjukin rasa
sayangku ke kamu di depan temen-temen, tapi aku masih belum berani, aku ga PD.
Tapi suatu saat nanti, aku bakal nunjukin semua itu ke temen-temen....”, kata
‘K’ sambil merangkul bahuku
“Udahlah kak...emang kalo sayang
harus ditunjukin di depan banyak orang ya? Aku mau kakak jadi diri
sendiri...Aku percaya kok kalo kaka sayang sama aku, ga perlu
ditunjuk-tunjukin”, kataku menutupi walaupun sebenarnya aku ingin orang lain
tahu kalo kami sedang dekat
Dengan pembicaraan kami seperti itu,
aku akan tetap menunggu ‘K’mau terbuka dan jujur kalau kami sedang dekat.
Sampailah di bulan Mei. Bulan Mei
ini adalah bulan dimana ‘K’berulang tahun tepatnya tanggal 16 Mei. Dan bulan
Mei ini adalah bulan penentuan targetku dalam mempergumulkan. Dengan segenap hati,
aku sharing dengan ‘K’ mengenai isi hati kami masing-masing.
“Adek...kakak
kemarin beraniin diri untuk share di KTB kakak kalo kakak lagi deket sama
adek”, ucap ‘K’ mengawali
“Yang
bener aja kak? Kakak ga bohong?”, tanyaku tak mempercayai
“Iya
dek, kakak udah jujur n terbuka sama KTB kakak. Tapi kalo sama temen-temen
belum semuanya mereka tahu...”, kata ‘K’
tersenyum
Mendengar ‘K’ sudah terbuka dengan
KTB-nya, aku sungguh berterimakasih kepada Tuhan. Karena lewat pertolongan
Tuhan, apa yang menjadi kerinduanku ‘K’dapat terbuka akhirnya Tuhan jawab.
Senang rasanya, sudah mau terbuka. Dan aku tidak akan menutupi apa yang menjadi
kedekatan kami. ‘K’ juga mengakui masalah perasaannya selama bersamaku.
“Asal
adek tahu, kalo kakak inget tingkah adek, kakak sering ketawa sendiri. Itu buat
hari-hari kakak senang. Juga untuk setiap pengorbanan adek ke kakak selama ini,
buat kakak kagum. Dari sini kakak mencoba ingat kembali hati adek yang tulus.
Kakak seneng, adek udah mau jujur sama kakak dan belajar untuk setia walaupun
di awal kakak ga ngrespon adek. Tapi kakak ga tahu, kenapa sekarang kakak makin
sayang sama adek...tolong jaga perasaan kakak ya...”
Kata-kata tersebut membuatku tak
dapat berkata apa-apa. Hanya air mata yang mengungkapkan semua perasaanku yang
senang dan haru saat itu.
Hari semakin hari, semakin mendekati
hari ulang tahun ‘K’. Sehari sebelum ultah, aku dengan teman-teman tim
pembinaan menikmati keakraban ke Jepara. Aku merencanakan untuk ngerjain ‘K’.
Namun sama saja, saat perjalanan menuju Salatiga tepat 16 Mei pukul 00.00 aku
menelpon ‘K’ untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku tidak peduli ada
kakak-kakak satu tim pembinaan mendengarnya. Karena diantara aku dan ‘K’ sudah
tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Kali ini. ‘K’ senang karena aku menjadi
orang pertama yang mengucapkannya.
Esok harinya saat perayaan ultah ‘K’
di Perkantas malam hari, di tengah-tengah acara aku menyanyikan lagu
Adera-Lebih Indah. Aku melihat muka ‘K’ tersipu malu apalagi saat aku diberikan
kesempatan untuk memberikan kesan, pesan dan harapan untuk dia di hadapan
teman-teman sepelayanan kami. Dan diending acara perayaan, ‘K’ menyuapkan kue
untukku. Sungguh aku sangat senang dan mempercayai bahwa dia mulai serius
dengan pergumulannya. Tidak sampai akhir Mei, ‘K’ akhirnya juga mau
mempergumulkanku.
Sangat senang juga, ‘K’ saat ini mau
berjuang untuk hidupnya. Dimana ia mau mencoba berhenti dari merokok, mau
kembali dengan disiplin rohaninya seperti saat teduh, BR dan doa. Dia juga mau
berusaha untuk melayani Tuhan kembali seperti saat yang dulu dimana ia mau
mengandalkan Tuhan dalam setiap hidupnya. Aku bersyukur, jika dia mau
memperbaiki hidupnya. Dan aku tetap menyemangati dan mengingatkannya agar dia
bersemangat dalam memperbaharui hidupnya.
Aku berdoa dan berharap, semoga ‘K’
adalah seseorang yang Tuhan pilih untuk aku ke depannya. Meskipun cinta ‘K’
belum sepenuhnya tumbuh, aku percaya bahwa cinta itu akan tumbuh seiring
berjalannya waktu. Aku mau belajar setia mempergumulkan semua ini ketika aku
mau sungguh-sungguh dengan ‘K’. Aku percaya bahwa pilihan Tuhan tidak salah
ketika kita mau setia mendengarkan Firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar