Jumat, 30 Mei 2014

MY TUSSLE


            Aku bersyukur jika sampai saat ini, aku masih bisa tetap setia mendoakan seseorang yang aku suka semenjak putus dari mantan yang tidak kucintai. Mungkin beberapa pandangan orang, aku akan dinilai cewek yang mudah suka dengan lawan jenis. Dari sini, aku mulai mengintropeksi diriku lewat beberapa pandangan orang lain seperti itu. Memang benar, tingkat emosiku masih labil. Aku masih suka main sana main sini, aku mudah suka dengan lawan jenis. Tetapi sekarang aku bukan anak SMA lagi yang mudah gonta-ganti pasangan ketika ada yang mulai menyukaiku. Walaupun terkadang tingkahku masih seperti anak kecil, tapi aku mau membuktikan bahwa aku tidak yang seburuk orang lain nilai.
            Orang yang kusukai, pernah mengatakan kalau aku “buaya” dan “cewek ga bener”. Aku yang mendengar dari mulutnya langsung, sempat sakit di telinga mendapati kata-kata tersebut. Aku menyadari mengapa dia sampai mengatakan kepadaku seperti itu. Lewat dari sini, aku belajar bagaimana setia terhadap apa yang kupergumulkan saat ini meski banyak tantangan yang harus kulalui.
            Orang yang kusukai tidak suka kalo dibohongi.
Ketika dia bertanya “kamu suka sama aku?”
Jawaban yang keluar dari mulutku adalah “iya...”
Aku tak peduli jika ia tidak menaruh perasaan kepadaku. Setidaknya ia tahu kalo aku menyukainya. Memang dia adalah tipe cowok yang cuek akan cinta. Apalagi dia mengatakan untuk menyuruhku mendoakannya dan seperti memberiku harapan.
Semenjak dia mengetahui kalo aku menaruh rasa dengannya, aku dan dia semakin dekat walaupun dia belum merespon perasaanku. Okelah kalo dia masih belum bisa merespon, aku paham karena dia tidak mudah untuk jatuh cinta. Dia menganggapku seperti adiknya, dan aku menganggapnya seperti kakakku.
Memasuki Natal dan Tahun Baru 2014, orang yang kusukai mengatakan jika dia pernah menyimpan rasa dengan teman satu pelayanannya. Namun orang yang disukainya, mengatakan “tidak” walaupun dulunya pernah didoakan. Ketika aku bertanya “siapa orang itu” dia tidak mau mengatakan karena aku juga mengenalnya. Aku penasaran dengan orang tersebut. Namun aku yakin, suatu saat nanti pasti tahu siapa orang itu.
Setiap orang yang bertanya kepadaku, aku juga menutupi kalo aku sedang menyukai ‘K’ (inisial orang yang kusukai). Apalagi aku juga berbohong dengan kakak KTBku. Lama-lama aku mulai berani jujur. Itupun baru dengan kakak KTBku saja.
Liburan Natal dan Tahun Baru akupun pulang ke kampung halamanku walaupun hanya ± 2,5 minggu. Setidaknya bisa kumpul dengan keluarga dan teman-teman yang ada di kampung halaman. Saat di kampung halamanku, aku sempat bertemu dengan mantanku. Aku tahu, mantanku sudah mempunyai pacar. Aku dan mantanku masih berkomunikasi dengan baik, sehingga waktu liburanku terkadang masih sempat keluar bareng walaupun itu tidak setiap hari. Aku tahu ini salah. Kemudian selesai liburan, aku dan mantanku memutuskanku untuk last contact. Karena aku tidak ingin mantanku melukai cewenya dan sebaliknya.
Januari tiba. Aku bergegas kembali ke Salatiga dimana aku melanjutkan studiku di UKSW. Saat aku bertemu dengan ‘K’, aku tak sengaja membuka sms yang ada di HP ‘K’. Awalnya aku hanya iseng membuka sms-sms, namun satu sms membuatku mengetahui siapa orang yang pernah disukai oleh ‘K’. Akhirnya aku tahu, ternyata orang yang selama ini kuduga ternyata benar. Sekarang ‘K’ tidak bisa menutupinya dariku lagi.
            Mendapati jika ‘K’ sepertinya masih menyimpan rasa terhadap temannya, aku sempat mempunyai pikiran untuk berhenti mendoakannya.
“Tuhan...aku rasa...aku mulai ragu akan cinta ini. Ternyata orang yang kusuka, sepertinya tidak menaruh rasa terhadapku. Mungkin dia lebih cocok dengan teman sepelayanannya. Bagiku, aku bukanlah yang ia inginkan. Apa dia ingin mempermainkan perasaanku? Apa harus sampai di sini saja pergumulanku?”
            Itulah yang menjadi keluh kesahku mendapati hal itu. Tetapi rasa hati, tak ingin berhenti mendoakannya. Walaupun sempat ragu dan tidak yakin, aku terlebih dahulu membawanya kepada Tuhan yang sanggup mengobati rasa sakitku ini.
            Cinta butuh waktu dan perjuangan....
            Yaaaa...aku tetap berjuang untuk cinta ini. Aku tak mempedulikan sikap ‘K’ jika masih biasa-biasa saja. Kulakukan semua ini dengan tulus hati. Ketika aku lelah, aku masih mau memperhatikannya walaupun dia tidak mengerti bagaimana rasa lelah melandaku. Terkadang, dia jarang memujiku dan lebih sering mengejekku. Itu tidak menjadi masalah bagiku. Aku menghadapinya dengan senyuman tulus. Aku juga tahu, dia dalam disiplin rohani masih sering jatuh dan dia juga tidak pandai dalam bermain musik. Namun, aku tidak memandang dari segi tersebut, sebisa mungkin aku bisa menyemangatinya untuk bangkit dari kejatuhannya. Yang pasti aku mau sungguh-sungguh mempergumulkan dia walaupun itu berat dan tak mudah.
            Aku mulai senang, ketika 14 Feb ‘K’ mengatakan jika ia mulai merasa nyaman dan senang ketika dia berada di dekatku. Ini masih tahap awal. Setidaknya ada perubahan perlahan. ‘K’ mulai memperhatikanku, tetapi belum bisa mempergumulkanku di saat ini. Karena dia masih belum percaya denganku. Kemudian ia memintaku untuk membuatnya percaya dan yakin lewat aku mau belajar jujur dan tidak memberi harapan kepada lawan jenis yang baru atau sudah lama kukenal. Di sini, aku sangat mensyukuri ketika ‘K’ ada perubahan untuk mulai memperhatikanku meski masih belum begitu berani ia tunjukkan.
            Namun seiring berjalannya waktu, ketika aku sudah mulai jujur dengannya dia masih menganggapku jika aku membohonginya. Aku bersabar dan tidak mau membela diriku benar. Memang cowok itu egois dan ingin menang sendiri, namun aku masih mau sabar dan berusaha tidak emosi. Karena tingkat emosi cowok akan menurun, ketika seorang cewek bisa meluluhkan hatinya. Sesakit apapun perasaanku, aku tidak akan menyerah, aku tidak akan membalasnya. Yang aku lakukan hanya mencintainya dengan tulus walaupun ia tidak mengerti akan perasaanku yang terluka.
            Well...berawal dari situ, aku dan ‘K’ mencoba menyelesaikan masalah dengan baik-baik. Sebisa mungkin mau terbuka dan saling intropeksi diri.
            Semakin hari, aku semakin belajar bergantung kepada Allah lewat beberapa sate dan doa. Aku mempercayai bahwa Allah telah menyiapkan seseorang yang tepat pada waktunya. Aku akan tetap setia menunggu jawaban dari Allah meskipun itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Biarpun banyak dari temanku takut jika aku di-phpin, aku tak menghiraukan kata-kata mereka. Selagi hati diuji untuk tetap setia, apa salahnya jika kita semakin bergantung pada Allah sebagai sumber cinta pertama kita.
            Maretpun tiba. Saat selesai ber-KTB, aku mendapat teguran dari kakak KTB-ku kalau aku tidak boleh sering main berdua dengan ‘K’, apalagi kakak KTB-ku melihat aku dan ‘K’ seperti TTM. Kuakui aku salah, aku lebih sering menggunakan perasaan ketika bersama dengan ‘K’.
            Selang beberapa hari, aku mencoba berbicara dengan ‘K’ mengenai status hubungan kami. Bukan maksudku memaksa untuk segera jadian, tetapi aku ingin ‘K’ memahami sejauh mana kami dekat. ‘K’ mengatakan bahwa dia belum bisa berpacaran untuk saat ini dan dia belum begitu mempergumulkanku karena dia masih teringat dengan masa lalunya. Aku memahami perasaan ‘K’, aku juga tidak ingin terlalu cepat untuk segera jadian dengan ‘K’. Dan targetku untuk mempergumulkan ‘K’ sampai akhir Mei.
Kali ini aku memang benar-benar diuji kembali kesetiaanku. Dulu jika aku menyukai seseorang ketika orang tersebut tidak menaruh rasa, akupun langsung pergi mencari yang lain. Namun sekarang dengan adanya saat teduh dan mendoakannya terlebih dahulu, semuanya tidak mudah. Iman kita harus benar-benar sabar dan kuat dalam memenangkan sebuah pergumulan. Ingat, jika kita membawanya ke dalam tangan Tuhan semua itu akan terasa indah pada waktunya.
Seiring berjalannya waktu, aku sangat mengharapkan ‘K’ mau terbuka dengan teman-teman yang lain, khususnya kakak KTB-nya kalau dia sedang denganku. Tapi apa daya, sampai memasuki bulan April ‘K’ belum mau terbuka dengan teman-temannya. Bagaimanapun, seorang cewek ingin dihargai dan diperhatikan ketika dia sedang dekat dengan orang yang disukainya.
            “Sebenarnya aku pengen nunjukin rasa sayangku ke kamu di depan temen-temen, tapi aku masih belum berani, aku ga PD. Tapi suatu saat nanti, aku bakal nunjukin semua itu ke temen-temen....”, kata ‘K’ sambil merangkul bahuku
            “Udahlah kak...emang kalo sayang harus ditunjukin di depan banyak orang ya? Aku mau kakak jadi diri sendiri...Aku percaya kok kalo kaka sayang sama aku, ga perlu ditunjuk-tunjukin”, kataku menutupi walaupun sebenarnya aku ingin orang lain tahu kalo kami sedang dekat
            Dengan pembicaraan kami seperti itu, aku akan tetap menunggu ‘K’mau terbuka dan jujur kalau kami sedang dekat.
            Sampailah di bulan Mei. Bulan Mei ini adalah bulan dimana ‘K’berulang tahun tepatnya tanggal 16 Mei. Dan bulan Mei ini adalah bulan penentuan targetku dalam mempergumulkan. Dengan segenap hati, aku sharing dengan ‘K’ mengenai isi hati kami masing-masing.
“Adek...kakak kemarin beraniin diri untuk share di KTB kakak kalo kakak lagi deket sama adek”, ucap ‘K’ mengawali
“Yang bener aja kak? Kakak ga bohong?”, tanyaku tak mempercayai
“Iya dek, kakak udah jujur n terbuka sama KTB kakak. Tapi kalo sama temen-temen belum semuanya  mereka tahu...”, kata ‘K’ tersenyum
            Mendengar ‘K’ sudah terbuka dengan KTB-nya, aku sungguh berterimakasih kepada Tuhan. Karena lewat pertolongan Tuhan, apa yang menjadi kerinduanku ‘K’dapat terbuka akhirnya Tuhan jawab. Senang rasanya, sudah mau terbuka. Dan aku tidak akan menutupi apa yang menjadi kedekatan kami. ‘K’ juga mengakui masalah perasaannya selama bersamaku.
“Asal adek tahu, kalo kakak inget tingkah adek, kakak sering ketawa sendiri. Itu buat hari-hari kakak senang. Juga untuk setiap pengorbanan adek ke kakak selama ini, buat kakak kagum. Dari sini kakak mencoba ingat kembali hati adek yang tulus. Kakak seneng, adek udah mau jujur sama kakak dan belajar untuk setia walaupun di awal kakak ga ngrespon adek. Tapi kakak ga tahu, kenapa sekarang kakak makin sayang sama adek...tolong jaga perasaan kakak ya...”
            Kata-kata tersebut membuatku tak dapat berkata apa-apa. Hanya air mata yang mengungkapkan semua perasaanku yang senang dan haru saat itu.
            Hari semakin hari, semakin mendekati hari ulang tahun ‘K’. Sehari sebelum ultah, aku dengan teman-teman tim pembinaan menikmati keakraban ke Jepara. Aku merencanakan untuk ngerjain ‘K’. Namun sama saja, saat perjalanan menuju Salatiga tepat 16 Mei pukul 00.00 aku menelpon ‘K’ untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku tidak peduli ada kakak-kakak satu tim pembinaan mendengarnya. Karena diantara aku dan ‘K’ sudah tidak ada yang ditutup-tutupi lagi. Kali ini. ‘K’ senang karena aku menjadi orang pertama yang mengucapkannya.
            Esok harinya saat perayaan ultah ‘K’ di Perkantas malam hari, di tengah-tengah acara aku menyanyikan lagu Adera-Lebih Indah. Aku melihat muka ‘K’ tersipu malu apalagi saat aku diberikan kesempatan untuk memberikan kesan, pesan dan harapan untuk dia di hadapan teman-teman sepelayanan kami. Dan diending acara perayaan, ‘K’ menyuapkan kue untukku. Sungguh aku sangat senang dan mempercayai bahwa dia mulai serius dengan pergumulannya. Tidak sampai akhir Mei, ‘K’ akhirnya juga mau mempergumulkanku.
            Sangat senang juga, ‘K’ saat ini mau berjuang untuk hidupnya. Dimana ia mau mencoba berhenti dari merokok, mau kembali dengan disiplin rohaninya seperti saat teduh, BR dan doa. Dia juga mau berusaha untuk melayani Tuhan kembali seperti saat yang dulu dimana ia mau mengandalkan Tuhan dalam setiap hidupnya. Aku bersyukur, jika dia mau memperbaiki hidupnya. Dan aku tetap menyemangati dan mengingatkannya agar dia bersemangat dalam memperbaharui hidupnya.
            Aku berdoa dan berharap, semoga ‘K’ adalah seseorang yang Tuhan pilih untuk aku ke depannya. Meskipun cinta ‘K’ belum sepenuhnya tumbuh, aku percaya bahwa cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Aku mau belajar setia mempergumulkan semua ini ketika aku mau sungguh-sungguh dengan ‘K’. Aku percaya bahwa pilihan Tuhan tidak salah ketika kita mau setia mendengarkan Firman-Nya. 

Senin, 26 Mei 2014

SETIA

Mengapa Tuhan mempertemukan kita?
Apakah Tuhan punya rencana lain?
Rasa hati hanya berharap dan memohon
Tidak meminta yang sempurna
Hanya ketulusan dan kesetiaan darimu
Entah Tuhan menjawab apa
Namun aku tetap bersabar mendapatkan jawaban dari-Nya

Jujur aku tak ingin kehilanganmu
Aku ingin kau selalu di sisiku setiap saat
Goresan senyummu membuatku selalu ingin membayangkanmu
Akankah semua ini Tuhan persatukan?

Lalu apa yang ingin kukatakan?
Ingat, cinta butuh waktu dan pengorbanan
Mungkin aku awalnya tidak yang kau harapkan, tapi....
Ujian itulah yang membawaku mengerti akan arti kesabaran dan kesetiaan