Selasa, 30 Juli 2013

CINTA YANG HILANG



                Hari ini sudah memasuki tahun pelajaran baru. Dimana saatnya aku sudah duduk di bangku kelas 12 dalam arti kelas 3 SMK. Dan tak lama lagi,aku akan menempuh masa-masa perjuangan yaitu Ujian Nasional bersama teman-teman kelas 3.
                Pertengahan bulan Agustus,Angga mantanku berjalan dengan seorang cewek. Aku yang melihat,tak tahan untuk tetap memperhatikannya. Hmmm….aku sadar kalau Angga bukan apa-apaku lagi. Jadi tak ada hak untuk ku cemburui. Tapi apa daya,hatiku tak bisa membohongi kalau aku cemburu dan masih tak terima. Namun,saat Angga bersama cewek itu,aku pura-pura tak tahu dan berlagak tak kenal.
                Sangat menyebalkan!!!!! Di rumah,aku langsung menjatuhkan tubuh ini ke tempat tidur. Rasanya kesal dan KEESAAALLL !!!
“Iiiihh…aneh banget,kenapa aku bisa jealous sama Angga. Padahal dia udah ga siapa-siapaku lagi. Apa mungkin ini taktik Angga untuk balas aku ???? Stooopp!!!! Ga usah bayangin Angga,Angga dan Angga…”,desahku sambil membanting boneka Angga ke lantai
                Tiap hari aku sms’an dengan Angga seperti biasanya. Tanpa sms dari Angga itupun tak jadi halangan buat aku. Karena aku masih mempunyai sahabat-sahabat yang mengerti dan sayang aku melebihi Angga. Hari demi hari,aku selalu terbayang wajah Angga. Semakin aku mencoba melupakan Angga,semakin banyak bayang-bayang Angga yang muncul di benakku. Malam itu Angga menemuiku di persimpangan dekat rumahku. Aku rasa,Angga ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Dulu setiap aku bertemu dengan Angga,jantungku selalu berdegup. Namun sekarang,aku bertemu Angga biasa saja seperti bertemu dengan sahabatku sendiri.
“Ada apa Ngga,kok pengen ketemu sama aku?”,tanyaku penuh tanda tanya
“Aku kangen sama kamu Nind”,jawab Angga sambil memegang tanganku
“Kangen Ngga???? Ga salah denger nih???”,ucapku melepas tangan Angga
“Iya Nind,aku kangen sama kamu!!Makanya aku pengen bangett ketemu sama kamu”,jawab Angga santai
“Angga…Angga…nyadar donk. Seharusnya yang kamu kangenin bukan aku,tapi cewek yang biasanya jalan sama kamu”,kataku tertawa
“Nind…maksudmu ngomong gitu apa??”,tanya Angga
“Angga,jangan pura-pura ga tau ya. Itu cewek kamu kan??? Ngaku aja!Kalo iya ga apa-apa kok Ngga.Nyante aja sama aku”,kataku menutupi perasaanku
“Ga kok Nind,aku sama sekali ga ada hubungan sama Dinar. Aku sama Dinar Cuma temenan aja,ga lebih dari itu Nind”,kata Angga serius
“Ohh…jadi namanya Dinar. Ya itu privasi kamu Ngga. Mau itu pacar kamu atau bukan,yang tau kan Cuma kamu”,kataku sedikit sewot
“Kalo ga percaya,kita buktikan aja Nind.Aku ga siapa-siapa Dinar”,jawab Angga masih menutupi

**Pagi harinya…..
Lewat dari pengakuan Angga semalam,aku semakin tak percaya bahwa Angga bukan siapa-siapa Dinar. Dari bola matanya semalam bisa kutebak kalau Angga menutupi. Siang harinya saat pulang sekolah,kucoba membuntuti perjalanan Angga dan Dinar. Aku pura-pura memanggil Angga. Namun Angga tak mau menghiraukan aku.Aku sangat kesal dan emosi. Dinar yang tak tahu apa-apa langsung sewot mencoba meninggalkan aku dan Angga. Angga berusaha mengejar Dinar. Setelah mendapatkan Dinar,Angga berbalik badan memberi tanda maaf ke aku sambil senyum-senyum. Aku yang di belakang Angga dan Dinar,tak tahan jika Angga mempermainkan perasaan ini.
Setibanya di rumah,aku menangis. Beberapa jam kemudian,aku menyalakan laptop untuk FB-an dengan Jhon. Jhon adalah mantanku di satu sekolah juga. Dia lucu,baik,asik dan rame. Tiba-tiba Angga mengirimi inbox di FB’ku.Saat kubaca dan berbalas-balasan dan akhirnya OffLine….
“Jadi selama ini aku Cuma pengganggu kamu Ngga?Ga nyangka kalo kamu bakal setega itu sama aku. Kamu lebih belain Dinar,demi cewek yang kamu suka kamu rela ngatain gitu…jadi dugaanku selama ini bener Ngga. Tapi jika aku hanya pengganggu kamu,mending dari kemarin aku ga perlu kenal sama kamu”,ucapku menagis dan emosi.
Berhari-hari Angga tak muncul di kehidupanku. Mungkin ini saatnya aku bisa move on dari Angga. Walaupun hari-hariku sepi,namun ada Jhon yang selalu mengisi hari-hariku. Seakan-akan hari-hariku terasa berwarna,jarang untuk menangis,bisa belajar tersenyum dalam segala keadaan,bisa lebih tegar,kuat dan sedikit dewasa.
Di samping Jhon,aku juga masih punya teman-teman yang bisa kuajak sharing dan bercanda. Jam 19.00 aku,Hendrik,Juna,Fendi dan Lukas gitaran di depan rumah. Kebetulan juga Angga lewat di depan rumahku. Aku pura-pura tak tahu. Dan malam itupun juga Angga sms dan terus menelponku. Tapi aku selalu mereject telpon dari Angga. SMS-pun tak kubalas.
“Nind…kamu kenapa sih dari tadi mulut  kayak bebek aja”,kata Juna mengejutkanku
“Iya bener tu,dari tadi kuperhatiin juga gitu. Apa jangan-jangan kamu lagi broken heart ya Nind??? Coba lihat sms-nya”,kata Lukas menyahut hpku
“EEEE….Lukas!!! Balikin ga!! Jail banget sih jadi cowok”,kataku berusaha merebut HPku kembali
“Udah kelamaan…baca aja sms-nya Luk…Assyiikkk kayaknya.Hehehe”,tambah Fendi membutaku ngambek
“Dasaaaar cowok-cowok aneh!!!! Balikin ga!!! Ntar aku ceritain deh,tapi balikin dulu donk hpku!!!”,ucapku sedikit kekanak-kanakan
“Iya…iya Nindi sayang. Gitu aja ngambek. Nih hpnya.Sekarang cerita ya!!!Aduh pinternya Nindi.Senyum donk!!!”,ucap Juna berusaha menghiburku seperti anak kecil
“Ressseeee kamu ya!!!! Ga lucu!!! Emank aku anak kecil yang harus digoda-goda dulu baru senyum...Ihhh…rese!!”,jawabku memukul lengan Juna
Akhirnya aku curhat dengan teman-temanku. Aku merasa curhat dengan teman-temanku cowok ga ada salahnya. Di sisi lain,mereka enak di ajak curhat terlebih-lebih mereka bisa memberi opini yang langsung to do point secara positif. Namun suasananya tak seserius orang yang sedang rapat,mereka berempat justru membuat humor agar kegalauanku sedikit hilang.
“Thank’s ya sob,kalian malam ini udah mau dengerin curhatku. Kalau ga ada kalian,mana bisa aku tersenyum kayak gini”,kataku tersenyum lepas
“Hahaha…makanya jangan terbuai sama namanya cinta. Mending jomblo aja Nind,daripada kamu sakit hati terus. Untung aku ga pernah pacaran,jadinya santai Nind”,ucap Juna PD
“Hahaha…ya jelaslah kamu ga pernah punya cewek.Orang kamu anti sama cewek.Hahaha…jangan-jangan kamu jeruk makan jeruk ya Jun??? Hahaaha…”,kata Hendrik bercanda
“Yeeee…kata siapa aku anti sama cewek.Buktinya aku merhatiin Nindi terus ^^ mungkin aku belum waktunya dapat pacar yang cocok”,kata Juna santai
“Ya pokoknya jangan mudah larut sama masalah. Kalau bisa have fun aja dengan semua yang terjadi, Nind. Ga usah dianggap beban,santai aja n keep smile ^^”,tegas Luksaas begitu dewasanya
“Iya deh,thank’s ya guys buat opini dan supportnya. Ternyata kalian emank pengertian banget sama aku.Hehehee…”,ucapku terharu
“Sama-sama Nind,kalau ada apa-apa curhat aja,kita semua pasti akan bantu kamu. Ya udah,kita pulang dulu ya Nind,udah malem soalnya ga enak sama ortumu.”,pamit Fendi kepadaku

Berhari-hari sudah,aku dan Angga masih marahan. Karena sikap Angga yang membuat aku marah dan kecewa. Aku sempat ingin merobek foto kenanganku bersama Angga. Namun rasanya tak ingin merobek foto-foto itu secepat itu. Hingga saat itu Angga terus menerus minta maaf kapadaku. Tapi aku belum bisa memaafkannya semudah itu. Perlahan demi perlahan kucoba untuk menata emosiku. Namun saat itu juga,aku belum begitu baik dengan Angga.
“Sekali lagi aku minta maaf ya Nind,kemarin aku kebawa emosi”,ucap Angga sedikit tak enak
“Jadi emosinya kamu luapin ke aku gitu,Ngga?Mungkin aku emang pengganggu kamu kok,Ngga. Buktinya kemarin…”,ucapku kesal,namun Angga memotong pembicaraanku
“Udah Nind,jangan dibahas lagi. Aku bener-bener minta maaf atas perbuatanku kemarin,udah buat kamu sakit hati dan nangis. Kamu boleh kok lakuin apa aja ke aku,asal rasa sakitmu udah terbalas. Kalau kamu mau tampar aku silahkan Nind”,kata Angga menyodorkan pipinya
“Buat apa aku tampar kamu. Aku pengen kamu jujur dan dewasa aja Ngga. Ga perlu ditutupin kalau kamu emang suka sama Dinar”,kataku tegar menahan perih dengan tersenyum
Angga memandangku. Dari sudut matanya,Angga masih menyimpan perasaan sayang kepadaku. Aku tak kuat memandang wajah Angga. Rasanya bener-bener berat untuk jauh dari Angga. Walaupun Angga sering buat aku menangis,aku tetap sayang Angga meski hanya berteman saja. Langsung saja aku berpaling dari tatapan Angga.
“Kita jalani aja dulu yang sekarang ya,Nind”,ucap Angga pelan
“Apa maksudnya,Ngga??”,tanyaku heran
“Sebenernya aku ga bisa nglepas kamu kayak gini,Nind. Jujur aku masih sayang dan cinta sama kamu. Tapi keadaannya sekarang malah kayak gini. Rumit Nind…”,ucap Angga tak kuat
“Angga sekarang gini aja,tanya sama hati kecilmu. Kamu lebih nyaman sama Dinar atau aku??”,kataku sedikit menutupi perasaanku sebenarnya.
Angga hanya diam dan bingung akan pertanyaanku. Dari bola mata Angga yang sipit,aku tahu kalau Angga belum bisa menjawab. Angga tetap memperhatikanku,tetapi aku bersikap biasa saja. Sebenarnya hatiku juga tak bisa berpaling dari Angga. Tetapi kau belajar untuk tidak berharap kepada Angga lebih,saat dia sudah memulai mencari penggantiku.
Hari demi hari,aku semakin mencoba untuk belajar menerima kenyataan ini. Mulai belajar tersenyum walu sebenarnya hatiku menngis,belajar tegar saat masalah tiba,belajar membuang rasa cinta walau sebenarnya sulit melupakan Angga. Tiada hentinya setiap malam aku berdoa kepada Tuhan,agar aku bisa melupakan Angga. Dan bersyukur,pada akhirnya aku bisa melupakan Angga lewat campur tangan Tuhan.
Saat malam minggu datang,aku bersama Jhon keluar untuk menonton Persami di SMP-ku dulu. Aku mengajak Jhon untuk naik ke lantai 2,agar bisa menonton Persami dengan heboh.
“Jhon kamu tahu ga?? Malem ini indah banget ya!!”,ucapku tersenyum
“Kok bisa Nind??? Aku tahu,pasti kamu lagi jatuh cinta kan? Hayoo…ngaku…”,kata Jhon memancingku menggelitiki perutku
“Iiiihhh….rese ya kamu. Siapa juga yang lagi jatuh cinta,kamu tu ngarang aja. Malem ini indah soalnya aku bisa tersenyum.Huahaha…”,jawabku ga nyambung
“Yeee…aku kira kenapa. Malem ini juga asik banget.Kamu tahu ga kenapa??”,balas Jhon
“Kagak…emangnya kenapa sih??”,tanyaku penasaran
“Karena aku bisa memandang bibirmu yang manyun..weeekkkk”,balas Jhon sambil meledekku
“Iiiiihhh Jhon,rese kamu ya…ga lucu!!!!”,balasku sambil mencubit perutnya
Sepulang dari Persami,Jhon mengajakku ke rumah temennya sebentar. Kebetulan juga rumah temennya juga deket dari SMP-ku. Setibanya di rumah Arum,HPku yang sedang ku pegang berbunyi. Saat ku buka,ternyata Angga menelponku.
“Hallo…ada apa Ngga??Aku??Aku lagi keluar aja kok. Apaaaa???Kamu mau ketemu aku??eeemmm…a…ak…aku lagi di deket SMP-ku aja.Ya udah kalo Nita pengen ngomong penting sama aku,aku tunggu…”,jawabku akan pembicaraanku dengan Angga di telpon.
“Aduuuhh…matilah sudah riwayatku. Dua mantan sekaligus bakal berhadapan langsung di depanku. Ya Tuhan,kenapa semua ini harus terjadi…”,batinku dalam hati
Anggapun datang dengan Nita. Jhon kaget melihat Angga datang menemuiku. Dari raut muka Jhon,terlihat wajahnya yang muram menandakan cemburu. Memang awalnya Jhon adalah pacarku. Tapi sekarang hanyalah mantan. Angga yang datang juga kaget kalau ternyata ada Jhon juga. Jhon bersikap masa bodoh akan aku.Aku yang seketika itu berhadapan dengan Angga dan Nita tersa kaku. Tanganku mulai dingin. Hatiku mulai tak enak menghadapi semua ini,karena dua mantanku saling bertemu saat itu juga.
“Oh…ternyata malem minggu keluar sama Jhon. Padahal niatnya pengen ngajak kamu makan”,celetus Angga
“Yeee…masalah??? Daripada ga ada temen,mending keluar sama Jhon. Lagian mana ku tahu kalo kamu bakal nemui kamu gini”,jawabku polos

“Ngga…Ngga…kamu itu aneh ya.Tadi katanya pengen ketemu sama Dinar,sekarang malah ngajak Nindi keluar.Sebenernya pacarmu itu yang mana sih Ngga???Heran aku sama kamu”,sahut Nita sedikit kesal.
“Ih….suka-suka donk Nit.Lagian aku lagi pengen ketemu sama Nindi,sirik banget sih kamu. Udah sono pake HPku dulu buat FB-an”,kata Angga santai tak ingin diganggu
Aku hanya bisa diam mendengar penjelasan Nita tadi. Rasanya ingin sekali menjerit. Tapi aku sadar Angga bukan siapa-siapa aku lagi.
“Nind,sorry ya mungkin waktu ultahmu besok,aku ga bisa nemenin kamu. Soalnya aku bakal pergi ke Jakarta selama 1 minggu. Oh ya Nind.kamu mau minta kado apa?Bilang sama aku,ntar aku bakal beliin”,tanya Angga menawari
“Ya Ngga,aku ga apa-apa kok. Kado Ngga???Aku pengen kado pesawat,tapi belinya di bandara lho Ngga”,candaku
“Nindi…serius donk. Bilang pengen apa”,kata Angga serius
“Kalau aku pengen cinta kamu hadir di hidupku lagi,kamu bakal kasih itu ga Ngga??Aku ga butuh barang,tapi cinta kamu Ngga…”,batinku menatap Angga
Tatapan Angga membuatku kaku,tingkahku serba salah.Aku tertunduk,tak kuta menatap Angga yang selama ini ia ku rindukan.
“Ya udah deh Nind kalo kamu ga pengen apa-apa.Tapi tunggu aja ya,aku bakal kasih surprice buat kamu. Btw udah malem lho Nind,kamu ga pulang?”,tanya Angga memperhatikanku
“Iya Ngga bentar lagi deh.Kayaknya si Jhon lagi sibuk sama Arum”,kataku menunjuk Jhon
“Apa kamu mau pulang sama aku??Ayok naik,aku anter”,tawar Angga semangat
“Eehh…ga usah deh Ngga.Tadi kan keluar sama Jhon,masak pulangnya sama kamu.Terus Nita kamu tinggalin getu?? Aku janji,bentar lagi aku bakal pulang kok”,jawabku terbata-bata
“Ya udah kalau gitu,aku pulang aja. Ntar malmingmu sama Jhon keganggu.Ayo Nit pulang,awas kalau nanti ku telpon masih disini,bakal ku susul”,kata Angga menyalakan motornya dan bergegas pergi
Aku masih terbawa akan perhatian Angga.Akupun langsung menghampiri Jhon. Jhon terlihat cemburu saat Angga ada tadi.Jhon langsung mengantarkanku pulang dengan begitu cepatnya. Di jalan,aku dan Jhon tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Sesampainya di rumah,Angga langsung menelponku.
“Hallo Nind,kamu udah pulang apa belum?? Aku mau ke rumahmu nih”
“Iya Ngga aku udah pulang kok,barusan aja. Ke rumah aku?? Tadi kita kan udah ketemu…Haaa???Masih kangen?? Emmmm…oke deh Ngga,kalau itu mau kamu. Aku udah tunggu kamu di depan nih…”,jawabku sedikit senang
Angga akhirnya tiba di rumahku. Akupun menyapa dengan senyuman manja. Aku dan Angga mengobrol dengan begitu asyiknya,hingga terasa jam 22.00 sudah tiba. Angga masih memandangku seakan-akan belum ingin berpisah denganku. Angga dan aku bertatapan mata,hingga aku tersipu malu. Angga berdehem sejenak.
“Nind,rasanya malem ini cepet banget buat aku. Padahal aku masih kangen sama kamu,please ya kamu ga usah bahas Dinar malem ini. Rasanya aku ga pengen pisah sama kamu,Nind”,kata Angga menggenggam tanganku.
Aku tak dapat berkata apa-apa,aku hanya menutup mata menikmati malam ini bersama Angga.Ingin rasanya malam ini Angga memelukku. Tapi aku tak ingin Angga untuk memelukku.  Malam ini aku sangat bahagia akan kehadiran Angga. Entah tak tahu kenapa,setiap Angga hadir aku selalu merasa nyaman dan senang. Mungkin rasa sayangku terhadap Angga tak akan pernah pudar walaupun Dinar akan menjadi penggantiku. Tapi,aku tak berharap lebih akan cinta Angga. Aku berusaha melepas Angga untuk bahagia dengan Dinar. Aku harus mampu move-on dari Angga. Keep Spirit Nindi!!!
Keesokan harinya,aku mulai bertemu dengan Angga kembali. Senyumku yang tak ada hentinya mewarnai sore yang cerah ini. Wajah Angga yang berseri,karena senyumnya yang begitu mungil dengan matanya yang sipit. Angga melingkarkan tangannya di perutku. Aku yang saat itu sedang melamun terkejut.
“Angga…ngapain sih!!Geli tahu!!!”,kataku mencubit Angga
“Aku kan udah bilang Nind,aku pengen meluk kamu”,ucap Angga tersenyum
Angga memelukku,baru kali ini aku dipeluk Angga. Selama aku pacaran,aku baru merasakan pelukkan pertama dari Angga. Angga memelukku erat sebelum dia pergi.
***
Satu minggu telah berlalu. Sebentar lagi aku akan memasuki usia yang ke-17 di tanggal 8 Oktober besok. Hari-hari yang ku lewati begitu sangat special,karena aku tak terasa sudah menginjak sweet seventeen. Aku rasa usia 17 ini akan terasa berbeda di banding tahun yang sebelumnya.  Sebelum tanggal 8 Oktober,tanggal 7 Oktober sore main ke rumahku dengan tujuan ingin mengerjakan tugas akuntansi.
“Nindi….Happy birthday ya,makin dewasa aja ya Nind”,ucap Retha memberikan ucapan kepadaku walaupun hari itu masih H-1.
“Ya ampun Ret,thank’s ya ucapannya”,balasku senang
“Oh iya Nind,aku minta minum donk Nind…”,pinta Retha haus
“Oke…tunggu bentar aku ambilin”,kataku ramah
Saat aku mengambilkan minum untuk Retha,Retha memasuki kamarku untuk memberikan sesuatu kepada ibuku. Itupun tak ku ketahui.
“Tante,aku titip ini buat Nindi ya. Tapi,jangan bilang kalau dari aku ya,tan?? Soalnya aku pengen kasih surprice buat Nindi”,pinta Retha bersekongkol
“Ok…ntar tante titipin ke Nindi.Kamu itu ngrepotin aja”,kata Ibuku tersenyum ramah
“Reth….minumnya ni”,kataku memanggil
“Iya…Ya udah aku keluar dulu ya,tan”,bisik Retha halus
Retha langsung meneguk minumnya. Langsung saja aku dan Retha mengerjakan tugas Akuntansi. Jam 19.30 Retha berpamitan untuk pulang,karena ibu Retha sudah menyuruhnya pulang. Saat kumemasuki kamarku…
“Kak,dapat titipan dari Kak Retha ni”,seru adikku menyodorkan kresek hitam
“Apaan ni???”,tanyaku penasaran mambuka kresek tersebut
Aku membuka kresek itu perlahan-lahan. Saat ku buka,terdapat dua bungkus kado di dalamnya. Yang jelas satu dari kado tersebut adalah dari Retha,namun yang satu aku tak tahu itu kado dari siapa. Rasa penasaranku semakin menggebu-nggebu. Aku berfikir kado ini mungkin dari penggemar rahasiaku. Daripada aku semakin penasaran,lebih baik aku bertanya  kepada Retha. Dan ternyata,kado itu dari Jhon. Rasa haru menyelimutiku saat ku genggam kado pemberian dari Jhon.
Keesokkan harinya di sekolah,Angga mengabarkan kalau dia 2 jam lagi akan sampai di Blora. Hari ini adalah hari yang sangat begitu berharga bagiku. It’s 8 october time…aku bersyukur karena Tuhan sudah memberiku umur yang begitu dewasa yaitu 17 tahun. Aku berharap aku bisa dewasa,aku bisa semakin sayang dengan semua orang,terlebih-lebih apa yang menjadi cita-citaku dapat tercapai. Rasanya seneng banget mendengar Angga pulang.  Hingga membaca sms-pun aku tersenyum sendiri seperti orang gila.
“Ni anak senyum-senyum sendiri….kamu kumat ya Nind???”,celetus Retha bercanda
“Wiiiii….apa’an sih Ret,dateng-dateng langsung teriak kayak klakson. Brisik tau!!!!”,balasku mengejek
Aku dan Retha saling mencubit pipi. Pipi Retha yang tembem kucubit hingga memerah. Ya…begitulah aku dan Retha kalau dekat. Karena Retha sudah kuanggap seperti kakakku sendiri,dimana ada masalah aku selalu meminta opini ke dia.
Tiga jam berlalu,aku langsung segera ingin cepat pulang. Entah kenapa perasaan ini tak bisa hilang,saat aku dan Angga bersama walaupun aku dan Angga tidak mempunyai status apa-apa. Bel pulang sekolah berdering. Kini tiba saatnya aku bergegas pulang,dengan maksud ingin cepat-cepat bertemu Angga.
Sesampainya di rumah,satu pesan dari Angga kuterima. Kubuka dan kubalas,kalau aku sudah pulang dari sekolah. Beberapa menit kemudian,sampailah Angga di rumahku. Akupun menemui Angga yang sudah standby di atas motornya. Angga mengawali dengan senyumannya yang cute hari ini.
“Angga….”,sapaku tersenyum riang
“Hai Nind, seperti janjiku kemarin aku mau kasih kado ini buat kamu”,ucap Angga tersenyum menyodorkan kado yang dibawanya
“Apaan ni Ngga??? Aku kan udah bilang ga usah…malah bikin kamu repot terus”,kataku merendah
“Ga apa-apa kali Nind,sekali-kali nyenengin hati orang yang disayangi gitu…hehehe”,kata Angga malu-malu kucing
“Ihhh…Angga kamu itu ada-ada aja. Tapi sekali lagi,makasih ya Ngga buat kadonya. Jadi ga enak gini”,kataku memanja
“Hehehe…sekali lagi sweet seventeen ya Nind. Kalau gitu aku pamit dulu ya,soalnya aku mau ke rumah saudara aku. Tapi ntar malem,aku main ke sini lagi kok. Duluan ya Nind”,kata Angga melambaikan tangannya
Aku tersenyum membalas lambaian tangan Angga. Di dalam kamar,aku langsung membuka kado dari Angga. Sungguh menyenangkan,karena aku mendapat kado dari Angga yang telah dijanjikannya.
Malam harinya, Angga menepati janjinya kalau malam ini dia akan datang ke rumahku.Serasa malam ini,malam yang penuh dengan kebahagiaan. Seperti biasanya,aku dan Angga mengobrol di teras rumah. Aku dan Angga bercanda dan sharing dengan begitu hangat,lewat kekonyolan aku dan Angga tersendiri. Rasanya seperti masa dua tahun yang lalu,dimana saat aku dan Angga pertama kali bertemu dan kenal. Terlintas harapan semu yang kemungkinan tidak akan pernah terjadi lagi. Menit demi menit kulewati malam ini bersama Angga,melihat kerlap-kerlip bintang di langit yang tersenyum senang merasakan kebahagiaan di langit yang gelap.
“Nind,aneh banget ya padahal aku bukan siapa-siapa kamu,tapi kenapa aku masih kangen berat sama kamu ya?”,kata Angga memandangku
“Apa sih Ngga maksudnya? Ya aku tahu Ngga,aku juga rasanya masih pengen sama kamu,tapi keadaannya ga bisa untuk kembali lagi sama kamu. Kita hanya sebatas kakak adik yang deket dan akrab. Mungkin ini memang jalan terbaik buat kita,Ngga”,kataku mencoba tegar  
“Iya sih Nind,tapi walaupun kita hanya sebatas kakak adik , aku berharap kita masih bisa deket kayak gini ya Nind",papar Angga berharap

= = = bersambung dulu= = =




thank"s for all